Tuan, aku mengaku kalau aku
kalah. Ya aku kalah karna aku tidak dapat menjaga hati ini, hatiku berubah. Ya
aku ternyata mulai menyayangimu dengan cara lain. Andai saja aku dan kamu
bukanlah sahabat pasti aku tidak bisa lagi membendung perasaan ini, tuan andai
saja aku dan kamu bisa bersatu tapi itu semua tidak akan mungkin. Status yang
membuat kita tidak akan pernah bersatu.
Perhatian darimu sangatlah
berbeda, didekatmu aku selalu nyaman, di dekatmu aku selalu tersenyum, di
dekatmu aku selalu berharap agar kamu terus disampingku. Aku tahu kita
sangat sering bertengkar karna hal yang menurutmu candaan tapi buatku itu
serius. Aku terlalu peduli denganmu sehingga aku berani untuk mencari tahu tentangmu seutuhnya
semuanya tentangmu. Mencari tahu dari temanmu, mencari tahu dari akun media
sosialmu.
Tuan, betapa bodohnya aku bisa
memiliki perasaan seperti ini, seketika aku sangat marah denganmu, kamu dengan
berani meminta maaf dan menjelaskan semuanya sampai aku mengerti. Aku
sebenarnya tidak suka kalau kamu melakukan hal yang menurutku itu membuatku
sangat khawatir, aku tahu aku ini
masih seperti anak kecil ketika aku bersamamu, ya itu semata-mata untuk
mencari perhatianmu tuan, aku sendiri masih bingung kenapa setiap aku bersamamu
aku terasa sangat dilindungi olehmu.
Tapi sayangnya, kenapa kita
selalu saja bertengkar kalau kita sedang berjauhan? Jika saja kamu tahu, aku
sangat cemburu saat kamu menyapa teman wanitamu. Tapi apa pedulimu jika aku
merasa cemburu? Kamu cuek, tapi kamu sangat mengerti aku, kamu bandel tapi kamu
masih mau mendengarkan kata-kata ku. Aku sudah tidakdapat lagi mendeskripsikan
tentangmu, semua yang ku suka ada di kamu. Tuan, tolong jangan pernah hilang
lagi dari hidupku, aku terlalu naïf jika aku tidak merindukanmu setiap harinya,
aku terlalu munafik jika aku mengatakan benci padamu. Aku terlalu bodoh saat
aku meminta kamu untuk tidak menghubungiku lagi.