Hai pria manis yang memiliki mata
sipit, sudah beberapa bulan ini aku memperhatikanmu disaat kamu tidak sadar
bahwa ada yang memperhatikanmu selama ini. Tapi aku tidak tahu kenapa aku tidak
berani untuk mendekatimu? Aku hanyalah orang yang bisa memperhatikanmu dari
jauh, hai kamu apa kamu benar-benar tidak memperhatikanku? Kamu adalah seniorku
di kampus, kamu selalu terlihat rapi dimataku. Tapi yang aku sesali kenapa aku
harus bertemu kamu baru saat ini? Disaat sebentar lagi kamu akan mencapai
kelulusanmu untuk menjadi seorang Sarjana.
Rasanya ingin sekali aku mendekatimu dan berkata"Hai,
saya Dira. Boleh saya tahu siapa kamu?" tapi mungkin itu semuanya hanya
khayalanku saja, karena sampai detik ini aku tidak berani maju selangkah
kedepan untuk sekedar berkenalan denganmu. Memang kita ada hubungan tapi hanya
sebatas senior dan junior, dan kamu tidak tahu siapa namaku. Dan kamu tahu? aku
hanya bercerita tentangmu ke sahabatku yaitu Dewi. Dan dia lah yang menjadi
"" untuk aku hahaha. Disaat aku dan Dewi duduk berdua di koridor kampus,
aku menyuruhnya untuk memfollow akun sosmed kamu. Ini emang agak aneh sih, yang
suka siapa yang memulai siapa, tapi kalau tidak begini aku tidak akan tahu kamu
itu siapa.
Kamu harusnya tahu, setiap ada kesempatan kita bertemu di
gedung itu, rasanya mata ini tidak ingin lepas menatapmu, dan aku ingin sekali
waktu berhenti karena aku tidak ingin kamu pergi menghilang dari pandanganku,
tapi aku tidak bisa memberhentikan waktu dan akhirnya aku hanya bisa
menatapmu sampai kamu hilang dibalik pintu kelasmu itu. Kamu yang sekarang
sibuk dengan skripsimu tapi aku tidak bisa menyemangatimu, aku hanya bisa diam
dan bicara didalam hati menyemangatimu dari jauh tidak dari dekat. Aku tahu ini
semua hanya mimpi buatku, bisa melihatmu sampai saat ini pun aku sudah sangat senang.
Mungkin ini adalah khayalan yang tidak mungkin jadi
kenyataan, khayalan yang hanya ada di pikiranku tidak dipikiranmu, hanya bisa
mengandai-andai kalau ini bisa jadi sebuah kenyataan,entah kenyataan yang pahit
atau yang manis yang aku terima nantinya. Tapi ternyata aku salah, saat aku
sedang duduk santai dikelas tiba-tiba Dewi memanggil nama ku dengan suara yang
cukup keras.
Dewi : "
Diraaaaaaaaaaaaaaaa, lo harus tau, gua abis darimana dan ngapain"
Dira : "
Suara lo wi hahaha, darimana emang lo, segitu senengnya hahaha"
Dewi : " Gua
abis nyari tau tentang dia buat lo Dir, dan gua pun dapet nih nomer dia
hahaha"
Dira : "
SERIUSAN wi?" *kataku dengan nada yang kaget*
Dewi : "
Serius, jadi nama dia itu Satya nih gua dapet nomernya hahaha"
Dira : " Lo seriusan?beneran?
Ini tuh bikin gua beneran seneng, tapi wi masa gua kenalannya lewat sms gitu?
kan kaya gak sopan dan masa gua juga yang duluan wi"
Dewi : " Ya
ampun Dir, nanti gua bawa lo buat temuin dia,biar gua yang ngenalin lo ke dia
hahaha, lagian lo kaku banget sih Dir"
Dira : "
Bukan kaku wi, MALUUUUUUU."
Dewi : " Yaudah
tapi ini nomernya mau lo simpen atau keep di gua aja nih?"
Dira : "
Bebas wi hahaha"
Apa ini jawaban dari apa yang aku inginkan saat ini?
Sekarang aku bisa mengetahui nama mu hai pria sipit, rasanya bahagia sekali.
Dan aku hanya menunggu keberanianku untuk bertatap muka langsung denganmu lagi.
Kalaupun aku dan kamu nantinya tidak bisa dekat seenggaknya aku sama kamu bisa
berteman dan kamu mengetahui namaku. Andai saja aku bisa berani untuk
mendekatimu terlebih dahulu, tapi sayang aku tidak bisa senekat itu, dan selama
ini aku hanya bisa tahu perkembanganmu dari Dewi dan akun akun sosmed yang kamu
miliki.
Hai pria sipit, kamu tahu? entah sampai kapan perasaan ini
akan bertahan dan menjaga hati ini hanya untukmu, entah sampai kapan aku
memendam perasaan ini untukmu, sampai kamu lulus kah? atau sampai kamu
mempunyai pendamping lain? Aku tidak tahu. Aku mempunyai banyak sekali impian
untuk dapat bersamamu, bersenda gurau bersama-sama, suka duka pun aku ingin
melewatkannya denganmu. Tapi entah khayalan itu akankah menjadi sebuah
kenyataan?
0 komentar:
Posting Komentar