Pages

Minggu, 18 Mei 2014

untitled

Disudut itu dimana aku biasa memperhatikanmu
Seperti tidak ada jarak diantara kita
Aku hanya diam melihatmu
Aku hanya tersenyum melihatmu
Aku hanya bisa memendam semua ini
Aku hanya bisa merasakan sendiri

Entah apa yang aku rasakan ini
Hati ini bergetar saat melihatmu
Entah apa yang aku rasakan ini
Setelah lama aku menutup hati
Entah apa yang aku rasakan ini

Mungkinkah ini cinta pandangan pertama?
Mungkinkah kamu yang jadi pendampingku nanti?
Mungkinkah aku memilikimu?
Hai tuan, dirimu mengubah hidupku
Dirimu membuatku merasakan apa itu cinta

Tuhan, aku merasakan jatuh cinta lagi
Tuhan, aku ingin dia
Dia yang menemani hari-hariku
Tuhan, sampaikan perasaanku ini untuknya
Tuhan, jaga hati ini untuknya
Tuhan, berikan aku kesempatan untuk dekat dengannya


Rabu, 14 Mei 2014

Pengagum Rahasiamu :)

Hai pria manis yang memiliki mata sipit, sudah beberapa bulan ini aku memperhatikanmu disaat kamu tidak sadar bahwa ada yang memperhatikanmu selama ini. Tapi aku tidak tahu kenapa aku tidak berani untuk mendekatimu? Aku hanyalah orang yang bisa memperhatikanmu dari jauh, hai kamu apa kamu benar-benar tidak memperhatikanku? Kamu adalah seniorku di kampus, kamu selalu terlihat rapi dimataku. Tapi yang aku sesali kenapa aku harus bertemu kamu baru saat ini? Disaat sebentar lagi kamu akan mencapai kelulusanmu untuk menjadi seorang Sarjana.

Rasanya ingin sekali aku mendekatimu dan berkata"Hai, saya Dira. Boleh saya tahu siapa kamu?" tapi mungkin itu semuanya hanya khayalanku saja, karena sampai detik ini aku tidak berani maju selangkah kedepan untuk sekedar berkenalan denganmu. Memang kita ada hubungan tapi hanya sebatas senior dan junior, dan kamu tidak tahu siapa namaku. Dan kamu tahu? aku hanya bercerita tentangmu ke sahabatku yaitu Dewi. Dan dia lah yang menjadi "" untuk aku hahaha. Disaat aku dan Dewi duduk berdua di koridor kampus, aku menyuruhnya untuk memfollow akun sosmed kamu. Ini emang agak aneh sih, yang suka siapa yang memulai siapa, tapi kalau tidak begini aku tidak akan tahu kamu itu siapa.

Kamu harusnya tahu, setiap ada kesempatan kita bertemu di gedung itu, rasanya mata ini tidak ingin lepas menatapmu, dan aku ingin sekali waktu berhenti karena aku tidak ingin kamu pergi menghilang dari pandanganku, tapi aku tidak bisa memberhentikan waktu dan akhirnya aku hanya  bisa menatapmu sampai kamu hilang dibalik pintu kelasmu itu. Kamu yang sekarang sibuk dengan skripsimu tapi aku tidak bisa menyemangatimu, aku hanya bisa diam dan bicara didalam hati menyemangatimu dari jauh tidak dari dekat. Aku tahu ini semua hanya mimpi buatku, bisa melihatmu sampai saat ini pun aku sudah sangat senang.

Mungkin ini adalah khayalan yang tidak mungkin jadi kenyataan, khayalan yang hanya ada di pikiranku tidak dipikiranmu, hanya bisa mengandai-andai kalau ini bisa jadi sebuah kenyataan,entah kenyataan yang pahit atau yang manis yang aku terima nantinya. Tapi ternyata aku salah, saat aku sedang duduk santai dikelas tiba-tiba Dewi memanggil nama ku dengan suara yang cukup keras.

Dewi   : " Diraaaaaaaaaaaaaaaa, lo harus tau, gua abis darimana dan ngapain"
Dira     : " Suara lo wi hahaha, darimana emang lo, segitu senengnya hahaha"
Dewi   : " Gua abis nyari tau tentang dia buat lo Dir, dan gua pun dapet nih nomer dia hahaha"
Dira     : " SERIUSAN wi?" *kataku dengan nada yang kaget*
Dewi   : " Serius, jadi nama dia itu Satya nih gua dapet nomernya hahaha"
Dira     : " Lo seriusan?beneran? Ini tuh bikin gua beneran seneng, tapi wi masa gua kenalannya lewat sms gitu? kan kaya gak sopan dan masa gua juga yang duluan wi"
Dewi   : " Ya ampun Dir, nanti gua bawa lo buat temuin dia,biar gua yang ngenalin lo ke dia hahaha, lagian lo kaku banget sih Dir"
Dira     : " Bukan kaku wi, MALUUUUUUU."
Dewi   : " Yaudah tapi ini nomernya mau lo simpen atau keep di gua aja nih?"
Dira     : " Bebas wi hahaha"

Apa ini jawaban dari apa yang aku inginkan saat ini? Sekarang aku bisa mengetahui nama mu hai pria sipit, rasanya bahagia sekali. Dan aku hanya menunggu keberanianku untuk bertatap muka langsung denganmu lagi. Kalaupun aku dan kamu nantinya tidak bisa dekat seenggaknya aku sama kamu bisa berteman dan kamu mengetahui namaku. Andai saja aku bisa berani untuk mendekatimu terlebih dahulu, tapi sayang aku tidak bisa senekat itu, dan selama ini aku hanya bisa tahu perkembanganmu dari Dewi dan akun akun sosmed yang kamu miliki.
Hai pria sipit, kamu tahu? entah sampai kapan perasaan ini akan bertahan dan menjaga hati ini hanya untukmu, entah sampai kapan aku memendam perasaan ini untukmu, sampai kamu lulus kah? atau sampai kamu mempunyai pendamping lain? Aku tidak tahu. Aku mempunyai banyak sekali impian untuk dapat bersamamu, bersenda gurau bersama-sama, suka duka pun aku ingin melewatkannya denganmu. Tapi entah khayalan itu akankah menjadi sebuah kenyataan?